IFBEX 2025 Siap Digelar di Surabaya: Pacu Pertumbuhan Waralaba dan Wirausaha Baru

SURABAYA, 9 Oktober 2025 – Surabaya akan kembali menjadi magnet dunia usaha dengan hadirnya International Franchise and Business Exchange Expo (IFBEX) 2025, pameran franchise dan peluang usaha terbesar di Jawa Timur. Ajang ini akan berlangsung pada 28–30 November 2025 di Surabaya Convention Center (SCC) Hall Pakuwon Mall.

CEO PT Myevent Promosindo Asia, Karen Wiraraharja, menjelaskan IFBEX hadir untuk memperkuat ekosistem franchise, kemitraan, lisensi, hingga solusi bisnis ritel. “Kami ingin menjadi jembatan antara investor dengan brand potensial yang siap berkembang,” ujarnya di Surabaya, Selasa (7/10/2025).

Menurut Karen, industri waralaba di Indonesia tumbuh rata-rata 5 persen per tahun, dengan dominasi usaha makanan dan minuman sebesar 47,92 persen. Pada 2024, omzet bisnis waralaba mencapai Rp143,25 triliun dan menyerap hampir 98 ribu tenaga kerja.

Pameran ini akan menghadirkan 105 brand ternama dari berbagai industri dan menargetkan lebih dari 35.000 pengunjung dan investor. Tiket masuk dipatok Rp30.000 per orang, lengkap dengan promo investasi, program cicilan kemitraan, voucher, hingga hadiah langsung.

Selain pameran, pengunjung bisa mengikuti kompetisi pengusaha muda, mentoring bisnis, live music, hingga kampanye artis. Investor yang melakukan transaksi juga berkesempatan membawa pulang doorprize spektakuler berupa motor, emas, hingga uang tunai.

Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menegaskan bahwa kegiatan semacam IFBEX penting untuk mencetak wirausaha baru.

“Indonesia butuh minimal 8 persen wirausaha dari total penduduk agar bisa menjadi negara maju. Saat ini baru sekitar 4 persen,” katanya.

Menurutnya, Jawa Timur memiliki posisi strategis sebagai hub Indonesia Timur yang melayani kebutuhan 19 provinsi. Hal ini menjadi modal besar bagi generasi muda untuk menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha.

Franchise Expert sekaligus Ketua Umum HIKPI, Djoko Kurniawan, menekankan bahwa IFBEX tidak hanya berorientasi jualan, tetapi juga membangun ekosistem bisnis berkelanjutan.

“Kami hadirkan pembinaan, mentoring, hingga kompetisi mahasiswa agar lahir lebih banyak pengusaha muda,” jelasnya.

Ia mengingatkan pentingnya literasi bisnis, terutama membedakan franchise dengan kemitraan. Dari jutaan usaha di Indonesia, baru sekitar 200 brand yang memiliki izin resmi franchise dari Kementerian Perdagangan.

“Calon mitra harus jeli meneliti legalitas, kekuatan brand, hingga transparansi perjanjian kerja sama. Jangan tergiur janji cepat untung tanpa pembinaan,” tegas Djoko.

Djoko juga menilai produk lokal seperti bakso, pecel Madiun, atau rujak cingur bisa mendunia jika dikelola dengan manajemen franchise yang profesional.

Dengan dukungan lembaga keuangan dan komunitas bisnis, IFBEX 2025 diharapkan memperkuat ekosistem usaha di Jawa Timur sekaligus menjadi pintu lahirnya lebih banyak entrepreneur muda yang siap bersaing di level nasional maupun global.