Tetra Pak Catat Penurunan Emisi GRK 25 Persen, Perkuat Daur Ulang di Indonesia

PASURUAN, 26 Oktober 2025 –Tetra Pak merilis Laporan Keberlanjutan 2024 (FY24) dengan capaian signifikan berupa penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 25 persen pada seluruh rantai nilainya sejak 2019. Secara operasional, perusahaan berhasil mengurangi emisi GRK hingga 54 persen dan mencatat penggunaan energi terbarukan mencapai 94 persen, menempatkannya pada jalur menuju target emisi nol bersih di operasional pada 2030.
Di Indonesia, komitmen ini diwujudkan melalui kolaborasi intensif dengan mitra lokal untuk memperkuat sistem pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang kemasan karton minuman. Upaya ini bertujuan membangun rantai nilai daur ulang yang lebih tangguh dan meningkatkan kesadaran konsumen.
Contoh utama dari kolaborasi ini adalah kemitraan dengan Re>Pal untuk mengubah polyAl (lapisan polietilena dan aluminium dari karton bekas) menjadi palet industri yang tahan lama melalui teknologi “thermofusion”. Inovasi ini membuktikan bahwa limbah polyAl dapat didaur ulang menjadi produk bernilai tinggi, mendukung ekonomi sirkular.
Selain itu, teknologi kemasan UHT Tetra Pak berperan vital dalam menjaga keamanan pangan di tengah tantangan geografis Indonesia, mengurangi kebutuhan pendinginan hingga 12 bulan, yang berdampak langsung pada penurunan konsumsi energi dan emisi GRK di rantai nilai.
Sustainability Director Tetra Pak ASEAN, Terrynz Tan, menjelaskan bahwa keberlanjutan menciptakan sistem resiliensi yang menguntungkan lingkungan dan perekonomian. Secara global, perusahaan menginvestasikan sekitar €100 juta untuk riset dan pengembangan kemasan berkelanjutan, serta meluncurkan kerangka kerja “Approach To Nature” untuk mengatasi kerusakan alam. Perusahaan juga mendukung efisiensi energi pabrik makanan hingga 40 persen dan menyediakan gizi bagi 66 juta anak di 49 negara melalui program makanan di sekolah.