Surabaya, 29 Februari 2024 – Portofolioberita – Untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2024 dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke 78, PWI Jawa Timur menyelenggarakan serangkaian acara yang menarik. Dimulai dari pergelaran music Jazz di gedung Cak Durasim – Surabaya, 2 Februari lalu yang dimeriahkan oleh musisi jazz nasional seperti Syahrani, Ahmad Dhani dan fariz RM, lalu dilanjutkan dengan pameran lukisan karya pelukis senior Jansen Jasien atau yang biasa di panggil JJ. Pameran lukisan tersebut bertempat di Balai Wartawan A Aziz, Jl Taman Apsari No 15-17 Surabaya yang direncakan berjalan seminggu dari 28 februari hingga 5 Maret 2024. Pameran yang bertajuk “jelajah Peradaban Leluhur” di buka oleh ketua PWI Jatim, Luthfil Hakim, Selasa (28/02).
“Pameran ini saya dharmakan kepada leluhur yang ikut mengisi dan mengukir semesta Nusantara ini mencapai kejayaan ,” ujar JJ dalam sambutannya.
Lukisan karya JJ terkenal dengan konsep ekspresionis yang tegas dan memiliki tema yang kuat dalam kekayaan budaya leluhur Nusantara. Dalam melukis, seniman berpenampilan nyentrik tersebut juga melakukan laku spiritual selain mengandalkan teknis dan imajinasi belaka. Hal tersebut sangat tercermin dalam lukisan lukisannya yang terpampang di Pameran ini.
Sementara itu, dalam sambutannya saat pembukaan pameran, Luthfil Hakim menyatakan bahwa pemilihan konser musik Jazz dan pameran lukisan ekspresionis JJ ini karena memiliki kesamaan dengan dunia jurnalistik, terutama dalam hal kebebasan Pers.
“Genre musik Jazz dan lukisan karya mas JJ ini sengaja kami pilih karena genrenya yang bebas dalam berimprovisasi, symbol dari kemerdekaan. Hal itu sama dengan tugas kita sebagai jurnalis. Kita bebas menulis apa saja karena itu sejatinya kita bebas sebagai manusia dan membantu nilai – nilai. Tapi sebebas apapun, seperti musik jazz tadi, tetap harus patuh pada kaidah dan kode – kode musik Jazz. Jurnalis boleh menulis apapun, berimprovisasi tapi harus patuh pada kode jurnalistik. Begitupun dengan lukisan mas JJ yang sangat ekspresionis tapi tetap patuh pada tema yang dibuat”, tandas Luthfil Hakim ketika membuka pameran lukisan.
Ditengah ruang publik yang sedang terkontaminasi dimana dunia digital semakin cepat melaju siapa saja bisa menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya. Cak item, panggilan akrab Luthfil Hakim mengatakan bahwa dengan pameran lukisan ini maka para jurnalis dalam menghidupkan profesinya dapat mengisi ruang publik dengan nilai – nilai yang baik seperti yang tercermin dalam lukisan.
“Harapannya pers kedepan harus betul – betul memberikan klarifikasi kepada public, bisa memberikan penerangan dan pencerahan di tengah terkontaminasinya ruang public. Memperingati Hari Pers itu harus mengambil makna tidak hanya selebrasi saja. Ada ekspresi dan keinginan dari teman – teman untuk menumbuhkan komitmen sebagai jurnalis yang betul – betul professional”, ujar Luthfil Hakim saat diwawancara oleh wartawan. (red)