
SURABAYA, 28 JUNI 2024 – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) kembali menggelar Java Coffee Culture (JCC). JCC yang diselenggarakan mulai 5-7 Juli 2024 ini adalah penyelenggaraan untuk yang keempat kalinya.
JCC tahun ini mengusung tema “Sinergi dalam Secangkir Kopi, Mengupas Potensi Ekonomi dan Harmoni Bangsa”. Kegiatan ini akan berlangsung dari sepanjang Jalan Tunjungan hingga Kawasan Kota Lama.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto berharap JCC dapat meningkatkan daya saing ekspor kopi, khususnya dari Jawa Timur.
“Bank Indonesia Jatim terlibat dalam tiga pilar sebagai upaya mendorong pertumbuhan komoditas kopi,” kata Bandoe saat acara Bincang Bareng Media di Kantor KPw BI Jatim, Kamis (27/6/2024).
Yang pertama yaitu Pilar korporatisasi agar produsen kopi memiliki badan hukum. Pilar kedua adalah peningkatan kapasitas (technical assistant). Sedangkan pilar ketiga adalah pembiayaan berupa mediasi antara produsen dan lembaga pembiayaan (business matching).
Bandoe memastikan Bank Indonesia Jatim akan mendorong secara teknis agar lembaga pembiayaan dapat mendukung para produsen kopi di Jatim. Kemudian juga inovasi dari segi pemasaran secara digital.
Sementara dalam business matching sebagai roh dari JCC akan mempertemukan agregator dan potensial buyer. “Target kami Rp16 milliar transaksi dalam JCC tahun ini,” ungkapnya.
Deputi Direktur Bank Indonesia Jatim, Iqbal Reza Nugraha menambahkan, target transaksi JCC tahun ini tidak berbeda dari 2023 lalu. Namun, realisasi transaksi di 2023 sudah melampaui target.
Dari business matching transaksinya mencapai Rp25,63 Miliar dari 70 buyer. Kemudian transaksi showcase sebesar Rp1,33 Miliar.
“Jadi tahun ini kami optimistis pasti lebih dari Rp16 Miliar karena kami memperluas kerjasama untuk business matching dengan menggandeng KPw luar negeri untuk mendatangkan potential buyer dari luar negeri,” ujar Iqbal.
BI Jatim juga menggandeng komunitas dan asosiasi pengusaha. Selain itu juga menambah jumlah UMKM yang terlibat. Jika di tahun lalu ada 42 UMKM, maka tahun ini sebanyak 45 UMKM ikut serta.
Penyelenggaraan JCC akan disinergikan dengan Festival Peneleh. Salah satu kegiatan di Festival Peneleh adalah lomba penerapan Sapta Pesona. Kegiatan ini mengajak warga untuk berkreasi melakukan pembenahan kampung. “Pesertanya adalah masyarakat di kampung setempat,” ungkap Bandoe.
Selanjutnya adalah Peneleh Heritage Track, yaitu tour untuk melihat destinasi wisata di Kawasan Peneleh menggandeng travel agent.
“Peserta bisa melihat tempat bersejarah di situ. Kemudian juga ada pasar rakyat dan hiburan rakyat, penjual dan pengunjung menggunakan pakaian zaman pergerakan nasional,” tutur Bandoe.