Indonesia Tunggu Mandat PBB untuk Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

Jakarta, Kamis 06 November 2025 – Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Jalur Gaza, menyusul rencana Amerika Serikat (AS) mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan (DK) PBB tentang pembentukan Pasukan Keamanan Internasional (international Security Force/ISF) di Gaza dengan masa tugas dua tahun

“Indonesia siap berkontribusi dalam proses penjaga perdamaian. Detail implementasi, modalitas, dan yang utama adalah mandat resmi dari PBB yang imparsial harus sesuai dengan semangat perdamaian,”” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Sugiono pada hari Rabu (5/11), seperti dikutip dari Antara

Namun demikian, Indonesia tetap menunggu mandat jelas dari badan dunia PBB. “Kami berharap ada mandat yang jelas dan imparsial, serta dalam kerangka peacekeeping force yang benar-benar berfungsi untuk menjaga perdamaian,” tambahnya

Lebih lanjut, Sugiono mengaku bahwa belum ada pembahasan terkait teknis pengiriman pasukan oleh pemerintah Indonesia. Dalam akhir pernyataannya, Sugiono menegaskan harapan Indonesia agar proses gencatan senjata di wilayah konflik Gaza bisa berjalan efektif dan proses rekonstruksi Gaza bisa segera dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan internasional

Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) dalam Rencana Perdamaian Gaza Ala Trump

Rencana Presiden Donald Trump untuk perdamaian pasca-konflik di Gaza mencakup pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF), yang dianggap sebagai komponen kunci untuk menjaga keamanan dan transisi pemerintahan di wilayah tersebut.

Tugas utama ISF adalah menstabilkan lingkungan keamanan di Gaza pasca-perang yang mencakup pelucutan senjata Hamas dengan memastikan proses demiliterisasi Jalur Gaza-termasuk penghancuran dan pencegahan pembangunan kembali infrastruktur militer-, membantu mengamankan perbatasan di Gaza, melatih dan menyeleksi pasukan polisi Palestina yang baru, yang ditugaskan untuk menjaga ketertiban internal di Gaza setelah dewan internasional menyelesaikan tugasnya.

ISF direncanakan akan dipimpin oleh negara-negara Arab dan terdiri dari personel militer dari negara-negara Arab dan Muslim lainnya

Beberapa negara yang dilaporkan telah dipertimbangkan atau menyatakan kesediaan untuk berkontribusi pasukan antara lain Indonesia, Azerbaijan, Pakistan, Mesir, dan Turki

Selain itu, AS (melalui Komando Pusat AS) memimpin pengembangan rencana ini, dan personel polisi Palestina baru akan dilatih dan diseleksi oleh AS, Mesir, dan Yordania. ISF akan bekerja di bawah pengawasan “dewan perdamaian” internasional yang dipimpin oleh Donald Trump