
SURABAYA, 28 Oktober 2025 – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya terus menunjukkan performa kuat dalam sektor logistik.
Hingga akhir triwulan III 2025, KAI Daop 8 berhasil mengangkut lebih dari 2 juta ton barang, tepatnya 2.083.929 ton, melampaui target program 2.060.529 ton atau tumbuh 1,13 persen di atas rencana.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, mengatakan pencapaian ini menjadi bukti nyata peran strategis kereta api dalam mendukung mobilitas logistik nasional. Menurutnya, tren positif tersebut menunjukkan kepercayaan tinggi dunia industri terhadap layanan angkutan berbasis rel.
“Pencapaian ini menegaskan konsistensi KAI dalam menghadirkan layanan logistik yang efisien, tepat waktu, dan berdaya saing. Kami terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan industri terhadap solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Luqman.
Kinerja gemilang tersebut didorong oleh peningkatan frekuensi perjalanan, perluasan rute layanan, dan optimalisasi kapasitas gerbong di setiap rangkaian. Ketepatan waktu pengiriman juga menjadi faktor penting yang membuat pelanggan industri semakin memilih moda kereta api.
Transportasi berbasis rel dinilai lebih unggul dari sisi efisiensi, ketepatan waktu, dan keamanan, karena tidak terpengaruh kemacetan lalu lintas serta memiliki jadwal operasional yang pasti.
KAI juga memperkuat keandalan layanan dengan pengawalan keamanan, pemeriksaan di setiap titik pemberhentian, dan prosedur operasional standar (SOP) yang ketat.
Kini, jaringan angkutan barang KAI Daop 8 Surabaya telah menghubungkan kawasan industri dengan pelabuhan utama, pusat ekonomi, serta sentra distribusi nasional di berbagai kota di Pulau Jawa.
Ekosistem logistik berbasis rel ini diyakini menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus memperkuat rantai pasok nasional.
Selain efisien, kereta api juga dikenal sebagai moda transportasi ramah lingkungan. Penggunaan moda rel dinilai mampu menekan emisi karbon secara signifikan dibandingkan angkutan jalan raya.
Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah menuju Net Zero Emission 2060 dan pembangunan ekonomi hijau di sektor transportasi.
“Kereta api kini tidak hanya menjadi moda andalan penumpang, tapi juga simpul vital dalam jaringan distribusi logistik nasional,” tutup Luqman.
