Khofifah: Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah Bukti Penghargaan Perjuangan Buruh Perempuan

SURABAYA, 11 November 2025 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut dengan rasa syukur dan bangga atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah, buruh perempuan asal Nganjuk. Marsinah gugur pada 1993 dalam perjuangan menegakkan keadilan bagi kaum pekerja.

Khofifah menyebut keputusan Presiden Prabowo Subianto ini sebagai bentuk penghormatan negara terhadap keberanian perempuan yang berjuang dari akar rumput.

“Bersyukur kita, terima kasih kepada Pak Presiden Prabowo yang sudah memutuskan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional. Dari sepuluh penerima, tiga di antaranya dari Jawa Timur, dan satu di antaranya perempuan dari komunitas yang hidupnya sangat sederhana,” ujar Khofifah dalam acara Tasyakuran Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (11/11/2025).

Khofifah menjelaskan, proses pengusulan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional telah berlangsung panjang sejak Desember 2022 atas inisiatif Pemerintah Kabupaten Nganjuk.

Berbagai tahapan administrasi dan verifikasi dilakukan secara kolaboratif antara Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Nganjuk, TP2GD Provinsi Jawa Timur, hingga Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP).

“Pada peringatan May Day lalu, suara serikat pekerja di seluruh Indonesia bulat mengusulkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Ketika di Jakarta, Pak Presiden Prabowo menanyakan siapa yang diusulkan, mereka menyebut Marsinah, dan beliau langsung menyatakan dukungannya,” kata Khofifah.

Menurutnya, proses verifikasi dilakukan dengan cermat, termasuk pengumpulan data primer dari berbagai arsip media massa era 1990-an. “Kalau sekarang mencari data mudah, tinggal googling. Tapi dulu tidak seperti itu, jadi kami berburu data ke berbagai media di Surabaya dan Jakarta,” jelasnya.

Dari hasil verifikasi tersebut, dokumen yang terkumpul dinilai sangat lengkap. “Pak Bupati Nganjuk, Pak Marhen, menyampaikan bahwa data yang diperoleh sangat komprehensif. Kami memang serius, dan tim TP2GP di pusat turut membantu memberikan masukan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Khofifah menilai keberadaan monumen dan situs yang mengenang perjuangan Marsinah merupakan bukti nyata ketokohan sang buruh perempuan. Ia mendorong agar desa tempat Marsinah dimakamkan dikembangkan menjadi destinasi wisata edukatif yang menginspirasi generasi muda.

“Sebenarnya sudah mulai diinisiasi menjadi destinasi wisata edukatif. Tapi tentu perlu dilengkapi dan di-assess. Semangat heroik Marsinah harus terus tumbuh bagi siapa pun yang berkunjung ke sana,” ujarnya.

Selain itu, Khofifah mengajak masyarakat mengembangkan kreativitas lokal melalui pembuatan suvenir bertema perjuangan Marsinah.

“Bisa dibuat suvenir dengan pesan-pesan perjuangan Mbak Marsinah. Sederhana saja, tapi membawa semangat perjuangannya pulang,” tambahnya.

Sementara itu, kakak Marsinah, Marsini, tak kuasa menahan haru. Ia menyebut penghargaan ini sebagai pengakuan negara atas perjuangan adiknya.

“Kami sekeluarga sangat bangga dan bahagia. Marsinah kini diakui sebagai Pahlawan Nasional. Semangat dan keteguhan adik saya akhirnya dihargai,” ungkapnya.

Marsini mengenang Marsinah sebagai sosok yang teguh dan tak pernah gentar memperjuangkan kebenaran. Ia berharap rumah masa kecil mereka di Nganjuk dapat dijadikan museum perjuangan.

“Itu rumah masa kecil bersama nenek dan bulik, tempat adik saya tinggal hingga akhir hayatnya. Semoga bisa menjadi museum agar masyarakat mengenal lebih dekat perjuangannya,” harapnya.

Dengan penganugerahan ini, Marsinah resmi menjadi simbol keberanian buruh perempuan Indonesia — sosok yang membuktikan bahwa perjuangan untuk keadilan sosial tidak mengenal gender, status, maupun latar belakang.