Seoul, 23 September 2024- Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa rasio ketergantungan di Korea Selatan akan semakin memburuk dalam beberapa dekade mendatang
Hal ini berarti jumlah orang yang tidak produktif secara ekonomi (anak-anak dan lansia) akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif. Akibatnya, beban untuk menopang sistem pensiun dan perawatan kesehatan bagi lansia akan semakin berat
Selain itu, penurunan jumlah penduduk usia produktif juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan daya saing negara
Dilansir dari Yonhap News, menurut data dari Badan Statistik Korea, diperkirakan pada tahun 2072, populasi negara tersebut mencapai 36 juta jiwa, turun 30,8 persen dibanding tahun ini yang mencapai 52 juta jiwa. Dimana populasi Korsel mencapai puncaknya di tahun 2020, dan setelahnya terus mengalami penurunan
Badan tersebut menuturkan jika Korsel akan mengalami penurunan peringkat kepadatan penduduk dunia dari posisi 29 tahun 2024 ke posisi 59 tahun 2072
Negara asal global superstar BTS tersebut saat ini menghadapi tantangan demografi yang suram seperti halnya Jepang, dimana banyak anak muda memilih menunda atau menyerah untuk menikah atau mempunyai anak, yang sejalan dengan perubahan norma sosial dan gaya hidup serta sulitnya lapangan pekerjaan dan mahalnya harga hunian di Korsel
Korsel diperkirakan akan menjadi negara dengan masyarakat super tua pada tahun depan, dimana proporsi mereka yang berusia 65 tahun ke atas akan mencapai 20 persen dari total populasi
Korea Selatan perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah demografi ini, seperti mendorong peningkatan angka kelahiran, memperpanjang usia pensiun, dan mengembangkan kebijakan imigrasi yang lebih terbuka