
SURABAYA, 25 OKTOBER 2025 – Penyaluran kredit bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Timur mencatatkan pertumbuhan positif hingga Agustus 2025. Nilainya menembus Rp233,5 triliun, atau 37,9% dari total kredit perbankan di wilayah tersebut.
Kepala Direktorat Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 OJK Kantor Perwakilan Jawa Timur, Nasirwan, menyebutkan pembiayaan UMKM tumbuh 2,01% secara tahunan (yoy), di saat kredit non-UMKM justru turun 6,02% menjadi Rp382,4 triliun.
“Angka ini menunjukkan UMKM masih menjadi motor penggerak utama perekonomian daerah, sekalipun kondisi global belum stabil,” ujar Nasirwan dalam kegiatan OJK di Madiun, Jumat (17/10/2025).
Namun, dari sisi kualitas, rasio kredit bermasalah (NPL) gross UMKM meningkat menjadi 5,16%, sedangkan NPL non-UMKM berada di angka 2,77%, dengan total NPL perbankan Jatim tercatat 3,67%.
OJK menilai tren pembiayaan ini perlu diimbangi dengan tata kelola yang lebih efisien. Untuk itu, mulai 2 November 2025, akan diberlakukan Peraturan OJK (POJK) Nomor 19 Tahun 2025 tentang Kemudahan Akses Pembiayaan UMKM, yang mewajibkan bank memiliki unit khusus pembiayaan UMKM dan menerapkan sistem credit scoring berbasis teknologi digital.
“Penerapan POJK 19/2025 diharapkan memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM, terutama yang belum terjangkau layanan keuangan formal,” jelas Nasirwan.
Kinerja perbankan Jatim secara umum juga menunjukkan pertumbuhan positif. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 4,03% yoy, sementara total kredit tumbuh 4,46%.
Segmen Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mencatat peningkatan DPK 4,14% dan kredit 5,4%, sedangkan BPR Syariah tumbuh lebih tinggi dengan penyaluran kredit 7,34%.
Struktur kredit di Jawa Timur masih didominasi sektor rumah tangga, perdagangan, dan industri pengolahan, yang menjadi pilar utama PDRB provinsi tersebut.
OJK Jawa Timur, lanjut Nasirwan, akan terus memperkuat pengawasan dan mendorong transformasi digital di sektor perbankan daerah agar lebih efisien dan kompetitif.
“Dengan penguatan teknologi dan efisiensi operasional, kami berharap perbankan Jatim semakin adaptif terhadap kebutuhan pelaku UMKM dan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” pungkasnya.
