PLN Catat Lonjakan 117% Pengguna REC, Solusi Listrik Hijau Makin Digandrungi Industri

SURABAYA, 29 JANUARI 2025 – Penggunaan layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero) terus menunjukkan tren positif. Hingga 2024, jumlah pelanggan yang memanfaatkan layanan listrik hijau ini melonjak 117%, dari 3.378 pelanggan pada 2023 menjadi 7.354 pelanggan.

REC merupakan produk inovatif PLN untuk mempermudah pelanggan memperoleh pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) secara transparan, akuntabel, dan diakui internasional. Sertifikat ini memastikan bahwa setiap Megawatt hour (MWh) listrik yang digunakan pelanggan berasal dari energi hijau terverifikasi.

Daya Saing untuk Sektor IndustriDirektur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebutkan bahwa REC menjadi solusi andal bagi sektor bisnis dan industri yang membutuhkan energi bersih. Menurutnya, permintaan terhadap produk yang dihasilkan melalui energi hijau terus meningkat, sehingga keberadaan REC membantu industri mempertahankan daya saing.

“Sebagai tulang punggung EBT nasional, PLN berkomitmen menyediakan layanan listrik hijau 100% dari pembangkit EBT kami melalui REC. Kami siap melayani sektor bisnis dan industri dengan proses yang mudah dan cepat,” ujar Darmawan.

Sejak diperkenalkan pada 2020, penjualan REC telah mencapai 10,99 Terawatt hour (TWh) hingga 2024. Pada tahun ini saja, REC mencatat kontribusi 5,38 TWh, meningkat 52% dibandingkan 2023 yang sebesar 3,54 TWh.

Sejumlah perusahaan besar seperti Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, PT Agincourt Resources, dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk menjadi pengguna REC terbesar. Total penggunaan dari perusahaan-perusahaan ini mencapai 2,81 TWh atau 52% dari total kapasitas REC pada 2024.

Darmawan optimistis tren positif ini akan terus berlanjut. “Semakin banyak perusahaan besar, baik lokal maupun internasional, mempercayakan suplai listrik hijaunya pada REC PLN. Kami yakin layanan ini akan terus tumbuh,” katanya.

Saat ini, layanan REC disuplai oleh delapan pembangkit listrik berbasis EBT, seperti PLTP Kamojang, PLTP Ulubelu, PLTP Lahendong, dan PLTA Cirata. PLN menjamin transparansi dan validitas penggunaan EBT dengan sistem pelacakan APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) yang diakui secara internasional.

“Dengan REC, pelanggan mendapat jaminan bahwa listrik yang digunakan berasal dari pembangkit nonfosil, sehingga mendukung komitmen energi berkelanjutan dan memenuhi standar internasional,” tutup Darmawan.