
Tokyo, 12 Januari 2025- Jumlah operator rumah makan mi ramen yang gulung tikar pada tahun 2024 mencapai rekor tertinggi, menurut data Teikoku Databank Ltd., seperti dilansir dari Japan Today
Lonjakan biaya bahan baku, utilitas, dan tenaga kerja yang tak terkendali menjadi penyebab utama. Reputasi ramen sebagai makanan terjangkau semakin menyulitkan para pelaku usaha untuk menaikkan harga, sehingga banyak yang terpaksa menutup usahanya
Mi kuah ramen biasa dijual dengan harga di bawah 700 yen. Namun lonjakan harga bahan baku hingga 10 persen memaksa penjual menaikkan harga hampir 1000 yen. Mereka tidak bisa menaikkannya di atas harga tersebut karena takut akan kehilangan pelanggan dan tidak sesuai dengan citra ramen sebagai makanan sehari-hari yang murah meriah
Dari 350 bisnis warung mi ramen yang disurvey, 34 persennya menyatakan mengalami kerugian untuk tahun fiskal 2023. Lembaga survey tersebut menyatakan besar kemungkinan pada tahun ini operator mi ramen skala kecil hingga menengah menutup usahanya jika mereka enggan menaikkan harga
Dikelola dari berbagai sumber, ramen menjadi makanan jalanan yang populer di Jepang, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Dimana setiap wilayah di Jepang memiliki versi ramen unik, seperti Tonkotsu Ramen (Fukuoka) dan Shoyu Ramen (Tokyo)
Ramen identik dengan harga murah dan mudah ditemui karena tersedia di berbagai tempat, dari restoran hingga warung makan