Rupiah Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global, BI Turunkan BI-Rate ke 5,75 Persen

JAKARTA, 16 JANUARI 2025 – Rupiah tetap menunjukkan stabilitas di tengah tingginya ketidakpastian global. Hingga 14 Januari 2025, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hanya melemah 1,00% dibandingkan akhir 2024. Hal ini didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia (BI).

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan, BI memutuskan menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga masing-masing diturunkan menjadi 5,00% dan 6,50%.

Menurut Perry, pelemahan Rupiah terhadap dolar AS masih lebih terkendali dibandingkan mata uang regional seperti rupee India (1,20%), peso Filipina (1,33%), dan baht Thailand (1,92%). Selain itu, Rupiah justru menguat terhadap mata uang negara maju di luar dolar AS dan stabil terhadap mata uang negara berkembang lainnya.

“Stabilitas Rupiah didukung kebijakan BI, aliran modal asing yang berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang kompetitif, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik,” jelas Perry dalam konferensi pers hybrid melalui YouTube, Rabu (15/1/2025).

Bank Indonesia terus mengoptimalkan instrumen moneter seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk menarik investasi portofolio asing. Hingga 14 Januari 2025, posisi outstanding SRBI mencapai Rp914,72 triliun dengan kepemilikan asing sebesar Rp228,85 triliun (25,02%). Strategi ini juga mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing, sekaligus memperkuat stabilitas nilai tukar.

Implementasi dealer utama sejak Mei 2024 meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repo, memperkuat stabilitas Rupiah dan pengendalian inflasi.

Perry menambahkan, transmisi kebijakan moneter berjalan efektif. Suku bunga pasar uang (IndONIA) bergerak di level 6,03%, mendekati BI-Rate. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing meningkat menjadi 6,98% dan 7,25%, tetap menarik di tengah ketidakpastian global.

Selain itu, suku bunga deposito 1 bulan (4,87%) dan kredit (9,20%) pada Desember 2024 stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Didukung likuiditas perbankan yang memadai serta efisiensi pembentukan harga.

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui inovasi instrumen pro-market. Perry menegaskan, “Ke depan, BI akan mengoptimalkan volume dan daya tarik imbal hasil instrumen moneter untuk mendukung transmisi kebijakan, pendalaman pasar uang, serta menarik aliran modal asing,” jelasnya.