Rusia: Rencana Trump di Gaza Berhasil Redam Agresi, Buntu di Gencatan Senjata

New York, Rabu 17 Desember 2025- Rusia menyoroti situasi dan kondisi Jalur Gaza pasca kesepakatan gencatan senjata Oktober 2025-berdasarkan proposal Presiden AS Donald Trump-, yang menurutnya masih jauh dari harapan, meski mampu meredam pertumpahan darah di wilayah konflik tersebut

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Duta Besar Tetap Rusia di PBB, Dmitry Polyanski dalam sidang Dewan Keamanan (DK) PBB hari Selasa (17/12)

“Perlu diakui bahwa implementasi rencana Donald Trump telah mencegah pertumpahan darah yang lebih besar dan kelaparan di Jalur Gaza. Namun gencatan yang langgeng belum tercapai,” kata Polyanski

Israel, menurutnya, masih intervensi dengan melakukan pembatasan terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza, sehingga hanya 35% saja kebutuhan warga Gaza yang dapat dipenuhi

Pada November lalu, PBB mengadopsi resolusi gencatan senjata yang diinisiasi oleh Trump, untuk mengesahkan pembentukan Pasukan Stabilitas Internasional (ISF) di Jalur Gaza.

Sebanyak 13 anggota DK PBB menyetujuinya, kecuali Rusia dan China yang memilih abstain daripada menggunakan hak vetonya-langkah yang diapresiasi oleh AS

Kantor media pemerintah Gaza, pada akhir November melaporkan bahwa sebanyak 357 warga Palestina tewas dan 903 lainnya terluka sejak perjanjian gencatan senjata disepakati dan berlaku mulai 10 Oktober 2025, dikutip dari Antara

Mereka menyebut jika sebagian besar korban yang tewas adalah perempuan dan anak-anak. Media itu juga mengungkap jika Israel telah melakukan 591 pelanggaran gencatan senjata, termasuk menembak langsung warga sipil termasuk rumah atau tenda mereka, pemboman dan pembongkaran rumah milik warga Gaza