Shinta Nuriyah Ajak Teladani Nilai Kemanusiaan Gus Dur

SURABAYA, 11 November 2025 – Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri mendiang Presiden keempat RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menyampaikan sambutan penuh makna dalam tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Gus Dur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (11/11/2025).

Acara ini dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, tokoh Nahdlatul Ulama, serta komunitas Gusdurian.

Dalam sambutannya, Hj. Shinta Nuriyah menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan pemerintah serta dukungan masyarakat.

“Terima kasih atas apresiasi dan penghargaannya. Gus Dur tidak pernah mengejar penghargaan. Yang beliau perjuangkan adalah kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, dan demokrasi. Gus Dur akan tetap menjadi pahlawan rakyat, karena pahlawan rakyat selalu hidup di hati rakyat,” ujar Shinta Nuriyah.

Ia juga mengingatkan pesan universal Gus Dur tentang nilai kemanusiaan tanpa sekat agama maupun suku.

“Tuhan tidak akan menanyakan apa agamamu atau dari suku mana kamu berasal, tetapi apa kebaikan yang telah kau lakukan untuk sesama manusia,” tuturnya disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam kesempatan itu, Hj. Shinta menggambarkan Indonesia sebagai taman indah yang dihiasi keberagaman.

“Mawar tak bisa dipaksa menjadi kenanga, anggrek tak bisa dipaksa menjadi melati. Namun perbedaan itulah yang menjadikan taman Indonesia tampak indah,” ujarnya puitis.

Acara ditutup dengan lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang dinyanyikan bersama sebagai simbol persatuan bangsa.

Turut hadir mendampingi Hj. Shinta, putrinya Yenny Wahid, KH. Asep Saifuddin Halim (Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet), para pejabat Pemprov Jatim, pengurus PWNU, serta komunitas Gusdurian Surabaya dan Tebuireng Jombang.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia menetapkan KH. Abdurrahman Wahid sebagai Pahlawan Nasional Tahun 2025 melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK Tahun 2025.

Penghargaan ini diberikan atas jasa besar Gus Dur dalam memperjuangkan demokrasi, hak asasi manusia, dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Sosok Gus Dur terus dikenang sebagai tokoh bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, pluralisme, dan keadilan sosial — warisan pemikiran yang tetap relevan untuk Indonesia masa kini.

Baca Berita Lainnya di Google News