SIG Jadi Perusahaan Bahan Bangunan Pertama di Indonesia dengan Target Dekarbonisasi Tervalidasi SBTi

JAKARTA, 24 JANUARI 2025 – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencatat sejarah sebagai perusahaan bahan bangunan pertama di Indonesia yang mendapatkan validasi dari Science-Based Targets initiative (SBTi). Validasi ini mengukuhkan komitmen SIG dalam menetapkan target jangka pendek (near-term target) pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai standar internasional untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C, sebagaimana yang diamanatkan dalam Perjanjian Paris.

Pencapaian ini juga bertepatan dengan 100 Hari Kerja Presiden Prabowo Subianto dan selaras dengan program Asta Cita yang dicanangkan Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk mendorong harmoni antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan.

“Transformasi BUMN harus mengintegrasikan aspek keberlanjutan, termasuk operasional yang rendah karbon. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup,” ujar Erick Thohir.

Menurut Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dampak pemanasan global akibat emisi GRK menjadi ancaman serius bagi kehidupan di bumi. Sebagai pemimpin pasar di industri bahan bangunan Indonesia, SIG berperan aktif dalam mendukung pengendalian perubahan iklim global dengan menerapkan operasional bisnis berkelanjutan.

“SIG bangga menjadi perusahaan pertama di Indonesia dalam industri bahan bangunan yang tervalidasi oleh SBTi. Validasi ini menunjukkan komitmen kami untuk secara ilmiah dan strategis menurunkan emisi GRK melalui inisiatif nyata dan target yang terukur,” kata Vita.

SIG mengimplementasikan sejumlah langkah untuk mencapai target ambisius penurunan emisi GRK. Salah satunya adalah melalui penggunaan bahan bakar alternatif seperti limbah pertanian, sampah padat perkotaan yang diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF), biomassa, dan limbah industri lainnya.

Selain itu, SIG juga memanfaatkan teknologi digital dalam proses produksi, seperti machine learning, big data, dan artificial intelligence (AI), untuk meningkatkan efisiensi energi.

Perusahaan juga terus mengembangkan energi terbarukan dengan memasang panel surya di berbagai unit operasional dan mengoptimalkan penggunaan panas gas buang melalui sistem Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG).

Pada 2024, penggunaan bahan bakar alternatif SIG diperkirakan mencapai 550 ribu ton, yang terdiri dari 314 ribu ton biomassa, 206 ribu ton non-biomassa, dan 30 ribu ton RDF. Inisiatif ini berhasil meningkatkan tingkat substitusi termal (Thermal Substitution Rate/TSR) domestik menjadi 7,56 persen pada 2024, dibandingkan dengan 7,27 persen pada 2023.

Pemanfaatan bahan bakar alternatif ini tidak hanya membantu mengurangi emisi GRK, tetapi juga memberikan solusi atas berbagai masalah lingkungan. Beberapa di antaranya adalah mengatasi bau tidak sedap, mencegah gangguan kesehatan masyarakat, dan mengurangi emisi gas metana dari limbah pertanian yang tidak terkelola dengan baik.

“SIG terus berkomitmen menjadi pelopor dalam industri bahan bangunan yang mengutamakan prinsip pembangunan rendah karbon dan mendukung kesejahteraan sosial untuk generasi masa kini dan masa depan,” tambah Vita.