Surabaya, 18 September 2024 – Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) melalui Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) atau Pengabdian Masyarakat (Abdimas), melaksanakan kegiatan dalam bentuk edukasi pelatihan, penyuluhan serta implementasi teknologi Sistem Extruder untuk proses pencampuran serta pengadukan bahan arang bio briket. Pelatihan yang berlangsung selama September 2024 ini, menyasar warga Kampung Oase Ondomohen Magersari Gang V, Ketabang, Kec. Genteng, Kota Surabaya.
Pelatihan pada program PKM UKWMS tersebut, berjudul ‘Sistem Extruder untuk Proses Pencampuran dan Pengadukan Bahan Arang Bio Briket untuk Mempercepat Waktu Proses Produksi serta Strategi Pemasarannya’. Selain itu, pelatihan ini merupakan bagian dari program Kemendikbudristek RI dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dan bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (PERBANUSA) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) I Jawa Timur.
Pada kegiatan tersebut, terdapat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) penyerahan mesin bio briket oleh Ketua Tim PKM UKWMS, Yuliati, kepada Ketua PERBANUSA DPD I Jawa Timur sekaligus Pembina Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya, Adi Candra, Mesin bio briket ini untuk memperkuat dan mempercepat produksi arang bio briket yang sebelumnya telah dilakukan warga Kampung Ondomohen Surabaya.
Dalam keterangannya yang dikonfirmasi pada Rabu (18/9/2024) Ketua Lab Proses Produksi Tim PKM UKWMS, Hadi Santosa menyampaikan, sebenarnya program Abdimas ini lebih banyak dibantu pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Dikatakannya, untuk mesin bio briket yang diserahkan kepada Kampoeng Ondomohen Surabaya, untuk mempermudah produksi bahan arang bio briket.
“Kebetulan kalau di Kampung Ondomohen ini, sebetulnya awal dulu kami yang memulai untuk memperkenalkan pembuatan produk arang. Lalu, saat ini dengan mesin pengolahan bahan arang bio briket kami berharap produksi setiap harinya 100 kg, bisa lebih banyak sampai 200 kg sehari,” jelas Hadi.
Lebih lanjut, Hadi menerangkan, hasil produksi bahan arang bio briket ini bagus digunakan untuk bakaran-bakaran. Apalagi diketahui arang yang diproduksi tersebut berasal dari bahan batok kelapa, sehingga unsur karsinogennya yang untuk karbon tinggi bisa tereduksi.
“Sebenarnya arang ini digunakan untuk apa aja bagus. Tapi kalau saya lebih cenderung bagus digunakan untuk masakan. Selain itu, nilai sustainable-nya juga bisa gerak, karena ini market-nya kemungkinan besar ada,” terangnya.
Adapun kualitas produk arang bio briket yang diproduksi, Hadi mengungkapkan, bahan dasarnya yakni dari batok kelapa yang meski memiliki standar di bawah premium tapi bisa menerapkan zero waste atau tanpa sampah.
“Jadi kalau arangnya sudah digunakan, abu yang dari pembakaran ini kita bisa jadikan pupuk kalium untuk tumbuhan. Sehingga ini betul-betul zero waste, tidak ada waste yang kita punya. Maka, produksi ini kita memanfaatkan limbah batok kelapa tapi juga bisa zero waste,” papar Hadi.
Hadi menyebutkan, mesin bio briket yang diserahkan kepada Kampung Ondomohen ialah mesin grinding dengan model blending dan extruder untuk cetak arang bio briket.
“Meski kelemahan mesin ini harus dua kali kerja, tapi selama penggunaannya mesin ini ada bentuk cetakannya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Jadi kalau kita pengen bentuknya indah bentuknya ini kita bisa buat cetakannya bahwa modelnya itu beda-beda,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PERBANUSA DPD I Jawa Timur Adi Candra menyampaikan, kegiatan adalah bentuk penyempurnaan dari yang warga Kampung Oase Ondomohen ini miliki yakni produksi arang bio briket.
“Kami atas nama PERBANUSA sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Tim UKWMS atas dukungan ini, dan seandainya mesin bio briket ini memang diamanahkan kepada kami, kami juga siap untuk menerima,” tutur Adi.
Adi yang sekaligus juga sebagai Pembina Kampung Oase Ondomohen ini mengatakan, melalui dukungan dari UKWMS pihaknya akan mengupayakan sisi keberlanjutannya dalam pemanfaatan teknologi tepat guna.
“Mudah-mudahan selalu memberikan kemanfaatan secara berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya terkait dengan program pengelolaan lingkungan. Karena ini akan menguatkan kami sebagai kampung wisata edukasi lingkungan dan urban farming di jantung kota Surabaya,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Kampung Oase Ondomohen Mus Mulyono mengatakan, pihaknya sebagai warga kampung di Oase Ondomoen berterima kasih kepada UKWMS dan PERBANUSA DPD I Jatim yang telah memberi dukungan sehingga bisa menerima kemanfaatan berupa mesin pencetak briket lagi yang skalanya ini lebih ramah di ingkungan kampung.
“Dengan dukungan edukasi dan mesin yang kami terima ini, Insyaallah mudah-mudahan juga nanti bisa mempermudah produksi arang bio briket. Maka, kami ucapkan terima kasih banyak kepada Pak Hadi dan Bu Yuli atas program yang diberikan kepada kami ini yang kesekian kalinya ini semoga menjadi pelecut untuk kami untuk memperdayakan kampung di Surabaya ini,” pungkasnya.
Diketahui, Tim PKM UKWMS yang menjalankan programnya di Kampung Oase Ondomohen Surabaya ini terdiri dari tiga dosen dan dua mahasiswa. Yakni, Ketua Lab Elektronika Yuliati, Ketua Lab Proses Produksi Hadi Santosa, dan Wakil Dekan I Fakultas Bisnis UKWMS Lydia Ari Widyarini. Sedangkan dua orang mahasiswa ialah, jurusan teknik elektro Teofilus Christiawan Loen dan Titus Ogie Gazarda Ananta.