
JAKARTA, 30 Oktober 2025 – Siapa sangka di balik pesona elegan dan senyum percaya diri yang selalu terpancar, aktris senior Wulan Guritno ternyata telah melewati perjuangan panjang melawan jerawat hormon dan bekas luka di wajah selama lebih dari dua puluh tahun.
Dalam acara “Insecurity Uncovered” yang digelar ZAP Premiere diJakarta, Wulan tampil tanpa riasan sama sekali di hadapan publik—sebuah langkah berani yang ia sebut sebagai bentuk penerimaan diri.
Ia mengaku perjalanan menghadapi jerawat bukan sekadar soal kulit, tapi juga tentang pemulihan emosional dan keberanian untuk mencintai diri sendiri apa adanya.
“Saya sudah bertahun-tahun mencoba berbagai cara, dari perawatan di dalam sampai luar negeri. Tapi akhirnya saya sadar, bekas jerawat itu bukan kegagalan—itu bagian dari saya yang harus diterima,” ungkap Wulan dengan tenang.
Selama ini, Wulan dikenal publik sebagai ikon kecantikan dan awet muda. Namun, ketika penampilannya di film Norma mendapat komentar tajam di media sosial, Wulan memilih menanggapinya dengan bijak. Ia tidak tersinggung, justru menganggap kritik sebagai bentuk perhatian.
“Saya baca semuanya, dan saya hargai. Saya tahu, banyak yang sebenarnya peduli. Kalau saya bisa menghadapi ini dengan tenang, mungkin saya bisa bantu perempuan lain agar tidak merasa harus selalu sempurna,” katanya.
Perjalanan panjang itu akhirnya membawanya menemukan perawatan yang tepat bersama ZAP Premiere, klinik kecantikan yang kini menjadi bagian dari proses pemulihan kulit dan kepercayaan dirinya. Setelah menjalani lima sesi perawatan, Wulan mengaku kondisi kulitnya membaik hingga 70 persen.
“Yang paling penting, saya bisa tampil tanpa makeup dan tetap merasa percaya diri. Rasanya seperti menemukan kembali versi diri saya yang paling jujur,” tuturnya dengan senyum lega.
Dalam acara yang juga menjadi peluncuran kampanye “Insecurity Uncovered” hasil kolaborasi dengan ZAP Premiere, Wulan secara simbolis menghapus makeup di depan kamera dan tamu undangan. Aksi itu bukan sekadar penampilan, tapi pesan kuat tentang keberanian, kejujuran, dan solidaritas perempuan.
“Bagi saya, keberanian bukan tentang terlihat sempurna, tapi tentang berani jujur pada diri sendiri. Kalau saya bisa melewati ini dan tetap merasa cukup, saya yakin banyak perempuan lain juga bisa,” ujarnya menutup sesi dengan hangat.
